Demi kebaikan Vansh, keluarganya menikahkan Ichcha dengannya. Namun, pernikahan Vansh dan Ichcha bukanlah akhir dari masalah. Pada hari pernikahan Ichcha dan Vansh, Tapasya menjebak Vansh dengan mengajaknya ke sebuah ruangan yang di dalamnya terdapat foto-foto pertunangan Ichcha dan Veer dulu. Vansh terkejut sekaligus marah mengetahui Ichcha pernah dicintai oleh Veer.
Ia pun hendak membatalkan pernikahannya dengan Ichcha. Tapi nenek dan Tapasya dengan penuh kepalsuan meyakinkan Vansh bahwa itu hanyalah masa lalu, dan tak pernah ada pernikahan antara Veer dan Ichcha. Tujuan Tapasya memang hanya ingin menanamkan kebencian di hati Vansh. Dan ia berhasil. Vansh tetap melanjutkan pernikahannya dengan Ichcha, dengan kebencian meliputi hatinya karena merasa dihianati oleh Ichcha dan Veer.
Rencana Tapasya membuahkan hasil, karena bahkan malam pertama pernikahan Ichcha dan Vansh telah terjadi perang dingin. Vansh dengan terang-terangan mengatakan bahwa ia tidak bersedia menerima cinta sisa dari adiknya. Ichcha terkejut mengetahui Vansh telah tahu tentang masa lalunya. Ia pun hendak menjelaskan semuanya lewat sebuah surat. Tapi, tanpa ia ketahui, surat itu telah ditukar oleh Tapasya. Meski Vansh mengatakan ia bisa menerima masa lalu Ichcha, tetap saja Ichcha panik ketika Vansh meninggalkan rumah. Ia berteriak meminta Veer untuk mencari kakaknya. Saat itulah, Ichcha menemukan suratnya yang telah diganti. Surat itu tidak lagi berisi tentang kisah masa lalunya dengan Veer, seperti yang ia tulis, tapi berisi tentang masa lalunya di kampung dulu. Ia mengenali tulisan tangan itu. Itu bukan tulisannya. Itu tulisan Tapasya. Ia tahu Tapasya tidak ingin tahu masa lalu yang sebenarnya. Karena itu, Ichcha pun kehilangan kesabaran dan menamparnya. Tamparan pertama setelah sekian lama teraniaya. Ichcha meminta Tapasya untuk tidak mengganggu kehidupannya bersama Vansh. Ia juga mengatakan, sudah cukup berkorban banyak demi kebahagiaan Tapasya, jadi ia tidak mau berkompromi lagi jika Tapasya mengganggu kehidupannya.
Setelah mendapatkan tamparan dari Ichcha, Tapasya ngambek dan meninggalkan kediaman Bundela. Ia bersumpah hanya akan kembali jika Ichcha dan Veer memohon kepadanya. Veer pun mencoba meyakinkan Vansh bahwa hubungannya dengan Ichcha hanyalah masa lalu. Ia bahagia dengan pernikahannya. Tapi perkataan Veer itu dimanfaatkan Tapasya untuk membujuk Veer kembali kepadanya. Didukung oleh Vansh yang bersedia menerima kembali Ichcha sebagai istrinya jika Tapasya memang bahagia bersama Veer.
Tapi tingkah Vansh semakin menjadi. Kebenciannya pada Ichcha tak juga sembuh. Ia bahkan menyalahkan seluruh keluarganya karena telah berkomplot untuk menyembunyikan kenyataan itu darinya. Bahkan hal sederhana yang dilakukan Ichcha pun ia tak menyukainya. Vansh mencintai Ichcha dengan sangat, tapi sekaligus membencinya setiap kali mengingat hubungannya dengan adiknya. Ia pun memaksa Tapasya untuk mengatakan bahwa ia bahagia menikah dengan Veer. Hal itu dimanfaatkan Tapasya untuk membujuk Veer di hadapan Vansh. Ia ingin Veer mengajaknya kembali pulang, tapi berpura-pura menolak untuk kembali pulang.
Veer pun kemudian menemui tuan Thakur dan melamar Tapasya kembali. Ia berkata bersedia menerima Tapasya kembali sebagai istrinya, selamanya. Tuan Thakur bingung, karena itu adalah Veer yang sama yang hendak menceraikan putrinya. Namun Veer menjanjikan hubungan yang lebih baik. Tuan Thakur pun setuju. Tapasya dibawa Veer kembali ke kediaman Bundela. Hal itu membuktikan pada Vansh bahwa Tapasya bahagia bersama Veer. Demi memperbaiki nama baiknya, Tapasya berkata bahwa Vansh seharusnya lebih mempercayai Ichcha jika memang mencintainya.
Akhirnya, Vansh pun berbaikan dengan Ichcha. Kedua pasangan itu pergi berlibur bersama. Di depan semua orang, Vansh menjadi kekasih yang hangat. Tapi jika sendirian, bibit kebencian dan keraguan itu muncul kembali. Apalagi, saat berkunjung ke sekolah Ichcha dan mendengar anak-anak berceloteh tentang kisah Veer dan ichcha, ilusinya pun kembali muncul. Meski begitu, ichcha dengan sabar selalu meyakinkan Vansh bahwa semua itu hanyalah masa lalu. Bahkan, demi meyakinkan kakaknya, Veer mencoba dengan keras untuk memulai hidup baru dengan Tapasya. Namun tetap saja ia tidak bisa menikmati pernikahannya. Tapasya yang kesal karena tak pernah berhasil merayu Veer, bersumpah untuk merusak kebahagiaan Ichcha juga.
Saat mereka berempat ke kuil untuk pemberkatan, pendeta berkata bahwa kejadian masa lalu akan terulang kembali. Mendengar hal itu, dengan sengaja Tapasya menukar ‘puja thali’ nya Ichcha hingga terikat dengan milik Veer. Vansh yang melihat hal itu mengira Ichcha sengaja agar ucapan sang pendeta tadi ada benarnya. Ia pun menuduh Veer masih punya hubungan khusus dengan Ichcha.
Veer pun akhirnya kehilangan kesabaran menghadapi keraguan kakaknya yang terus menerus. Tapi Ichcha memintanya untuk bersabar, karena obat untuk semua keraguan itu hanya kesabaran dan cinta. Kelak, kakaknya akan menjadi kekuatan terbesar. Dan Vansh mendengar semua itu. Ia pun merencanakan bulan madu untuk mereka berempat. Veer sebenarnya agak enggan, tapi Vansh terus menyemangati. Sepertinya ia punya agenda tersembunyi dalam acara bulan madu itu.
Ternyata benar, Vansh merencanakan sesuatu. Malam saat di hotel, tiba-tiba ia mengajak Ichcha ke sebuah pondok di tengah hutan. Di sana, ia mencekoki Ichcha dengan obat tidur dan meninggalkannya sendirian. Lalu ia kembali ke hotel dan mengatakan bahwa Ichcha tersesat sendirian di hutan. Veer dan Tapasya pun mencarinya ke hutan. Tapi Vansh mengajak Tapasya untuk ikut bersamanya. Ia ingin mengetes kesetiaan keduanya. Paginya, Vansh dan Tapasya mendapati Veer dan Ichcha sudah kembali ke dalam hotel. Seorang dokter sedang memeriksa keadaan Ichcha. Berkat halusinasinya, Vansh menuduh Veer masih ada hubungan dengan Ichcha. Meski Veer meyakinkan Vansh sekuat apapun, halusinasi telah menumbuhkan kebencian teramat sangat di hati Vansh. Veer merasa terluka karena telah dijebak oleh kakaknya. Ichcha pun demikian, merasa sakit hati karena suaminya telah menjebaknya.
Karena semua itu, Veer memutuskan untuk kembali saja ke Amerika. Mungkin dengan begitu, kakaknya akan yakin bahwa Ichcha benar-benar setia. Ia mengajak Tapasya ikut bersamanya. Tapasya sih senang-senang saja. Tapi Nyonya Gunwanti tidak suka mereka pergi.
Sebelum berangkat, Tapasya ingin merayakan ulang tahun perak pernikahan orang tuanya. Ia mengadakan pesta topeng di kediaman Thakur. Semua keluarga Bundela di undang. Awalnya Vansh tidak terlalu bersemangat, tapi ibunya meyakinkan bahwa jika ia tidak datang, maka tuan Thakur akan mengetahui kacaunya rumah tangganya dengan Ichcha. Maka ia pun bersedia ikut. Di pesta itu, terjadi kesalah pahaman lagi. Vansh bertukar topeng dengan Veer. Ichcha yang mengira itu Veer, meminta maaf ditengah pesta. Ia meminta maaf karena telah menyebabkan Veer harus pergi ke Amerika lagi. Meski diucapkan dengan biasa, tapi Vansh menganggap itu sebagai penyesalan perasaan Ichcha pada Veer. Vansh pun kembali meragukan istrinya. Ia bahkan mengancam akan mengadukan hubungan mereka yang sebenarnya pada tuan Thakur. Nenek yang mendengar semua itu memanfaatkannya dengan terus menghasut Vansh tentang Ichcha dan Veer.
Akhirnya, Vansh memberikan Ichcha dua pilihan. Pertama, Ichcha harus mengatakan kepada semua orang bahwa masih ada cinta di hati Veer untuknya, untuk mempermalukan Veer. Atau, jika ia tidak mau mempermalukan Veer di hadapan semua orang, maka ia akan kembali menjerumuskan diri ke dalam narkoba. Ichcha pun diliputi dilema. Ia tahu ia tidak pantas memperlakukan Veer seburuk itu, tapi ia juga tidak mau jika suaminya kembali menjadi pecandu.
Sementara itu, ternyata di pesta topeng itu ada penyusup. Sid datang kembali dengan topeng di wajahnya dan dendam di hatinya. Ia mengejutkan Tapasya dengan mengingatkan kembali peristiwa penembakan Ichcha. Tapasya pun gentar dan segera ingin berangkat ke Amerika. Lalu, ada seseorang lagi bernama Masoom, seorang gadis yang masuk ke keluarga Thakur dan mengaku sebagai putri rahasia Tuan Thakur. Tentu saja itu bohong, ia adalah gadis bawaan Pushkar untuk menghancurkan keluarga itu. Akan tetapi, kehadirannya sempat membawa kesalahpahaman antara Tuan Thakur dan Divya.
Kembali ke Vansh yang ternyata tak pernah sembuh dari halusinasinya. Ia terus menerus mencurigai Ichcha. Ia bahkan mencurigai bahwa Ichcha berhubungan dengan banyak lelaki. Ia pun sering menganiaya Ichcha saat Veer dan Tapasya telah pindah dari rumah keluarga Bundela dengan tujuan untuk memberi ruang bagi mereka berdua. Apapun yang dilakukan Ichcha selalu saja salah dan dicurigainya. Ichcha ke sekolah, salah. Ichcha menerima telepon, salah. Ichcha berbelanja, salah.
Untungnya, ketakutan yang dirasakan Vansh itu tidak membuatnya hanya diam dan meratapi kecurigaannya. Ia melakukan penyelidikan terhadap istrinya itu.
Rasa cemburu yang berlebihan pulalah yang menyebabkan Vansh membuntuti Ichcha saat pergi dari rumah. Namun apa lacur, ternyata malah ia membuntuti Tapasya yang janjian ketemu dengan Sid di sebuah bangunan (kebetulan Ichcha dan Tapasya sama-sama naik bajaj dan memakai pakaian berwarna senada). Lagi, di bagian ini, kedok Tapasya terbongkar....
Saat itulah Vansh mengetahui bagaimana cerita sebenarnya tentang perkawinan palsu Tapasya. Terkuaklah bahwa selama ini Tapasya lah yang telah berkali-kali memfitnah Ichcha dan selalu berusaha menghancurkan hidupnya. Vansh pun sangat marah dan berniat untuk membunuh Tapasya. Vansh lantas mengirimi SMS pada Veer agar datang ke tempat di mana ia berada sekarang dan menghubungi Ichcha agar segera datang menyusulnya.
Vansh yang marah lantas keluar dari persembunyian. Tapasya dan Sid tentu terkejut bukan main. Di saat terjadi cekcok antara Vansh dan Tapasya, Sid lantas menyingkir.
Vansh sempat menodongkan pistol ke arah wajah Tapasya. Namun, kepribadian yang labil, Vansh mudah saja terpengaruh ucapan Tapasya. Ia membalikkan fakta bahwa justru Vansh lah yang lebih membahayakan bagi Ichcha, karena dia adalah suaminya. Vansh termakan oleh umpan balik Tapasya. Akibatnya fatal: Vansh menembak kepalanya sendiri di hadapan Tapasya.
Tapasya yang menyaksikan Vansh bunuh diri di hadapannya malah melarikan diri. Veer kemudian datang. Ichcha yang datang kemudian justru melihat Veer yang sedang memeluk kakaknya yang sekarat, sambil memegangi pistol yang digunakan kakaknya. Ichcha pun salah paham. Ia menuduh Veer telah membunuh kakaknya sendiri demi mendapatkan dirinya kembali. Saking marahnya, Ichcha bahkan menyampaikan tuduhan itu di hadapan seluruh keluarga Bundela. Tentu saja semuanya tak percaya, bahkan semakin membenci Ichcha. Nyonya Gunwanti saja sampai menampar Ichcha. Tapi Veer tidak melakukan pembelaan diri apapun. Ia pun ditangkap polisi dan dipenjara.
Tapasya yang menyaksikan kematian itu, selalu saja dihantui ketakutan bahwa ia lah yang akan dipenjara karena telah membiarkan seseorang kehilangan nyawa. Ia pun mengeluarkan Veer dari penjara dan bersaksi bahwa Vansh bunuh diri. Veer jadi curiga bahwa Tapasya ada di tempat kejadian saat kakaknya bunuh diri. Tapasya semakin ketakutan. Dan ketakutannya menjadi kenyataan, karena ternyata Sid selalu saja muncul di saat-saat tak terduga. Sid pun mengancam Tapasya.
Sepandai-pandainya Tapasya menyembunyikan, peristiwa itu akhirnya terbongkar juga. Diam-diam tanpa sepengetahuan Tapasya, Sid merekam kejadian itu dan menjadikannya untuk memeras Tapasya. Saat mereka bertemu di sebuah gedung sunyi, Sid menyerahkan rekaman itu dan mendapat imbalan uang. Namun, setelah Tapasya pergi, ternyata Veer ada di situ. Setelah menerima duplikat rekaman, Sid lantas ditangkap polisi yang dibawa serta oleh Veer. Sid pun mengarahkan tuduhannya pada Tapasya.
Rekaman itu lantas diputar Veer di depan seluruh keluarganya dan keluarga Tapasya (termasuk di hadapan Tapasya, Ichcha, nenek Tapasya, dan Fushkar). Tak terkira kemarahan ayah Tapasya menyaksikan kenyataan itu hingga menampar wajah Tapasya. Veer pun lantas mengusir Tapasya. Ayah Tapasya sendiri meninggalkan rumah Veer dengan malu dan kecewa yang tak terkira.
Di rumah, ayah Tapsya tak mau menerima Tapasya dan mengusirnya. Bukannya insyaf, Tapasya malah menyalahkan Ichcha. Dan lagi-lagi, kemarahan ayah Tapasya tak terbendung.
Diusir, Tapasya lantas menginap di hotel dan kembali ke gaya hidup sewaktu remajanya dahulu: kelab malam. Berkenalan dengan seorang lelaki kaya bernama Raguvendra Prataph Rathore. Ia seorang penjudi, dan menemukan Tapasya seperti menemukan mascot kemenangan hari itu. Rathore tertarik pada kecantikan Tapasya, meski ia tahu di balik kecantikan itu tersembunyi sikap egois dan perhitungan. Tapasya sempat masuk penjara pula menyusul Sid. Tak terkira bagaimana merananya Tapasya mengalami nasib sebagai tahanan, disuguhi makanan seadanya, dan tidur beralaskan lantai yang jauh dari yang didapatnya saat di rumah dulu. Berkat lelaki kaya itu pula, Tapasya mendapat jaminan sehingga bisa bebas dan kembali ke meja judi.
Ibunda Tapasya bukan tak ada perhatian. Mendengar anaknya dipenjara, Divya menyusul ke penjara. Namun terlambat, Tapasya telah keluar.
Dalam kehidupannya yg labil dan sempat pula tinggal di perkampungan kumuh bersama mantan pembantu keluarganya saat ia masih kecil, Tapasya sempat bekerja di hotel dan salon. Ia juga mengalami bagaimana sakit hatinya harus memakai pakaian bekas Ichcha yang didapat mantan pembantunya itu dari keluarga Veer yang membagi-bagikan pakaian bekas Ichcha saat masih berstatus istri dari mendiang Vansh. Tapasya ingat, sewaktu kecil, Ichcha lah yang memakai pakaian bekas darinya. Sekilas, ia teringat kembali peristiwa saat Damini memarahinya karena telah memaksa Ichcha menyerahkan Veer di hari pernikahan palsu dahulu.
Tak tahan mengalami hidup sebagai orang susah, Tapasya berniat pulang ke rumah.
Lanjutannya :
Ia pun hendak membatalkan pernikahannya dengan Ichcha. Tapi nenek dan Tapasya dengan penuh kepalsuan meyakinkan Vansh bahwa itu hanyalah masa lalu, dan tak pernah ada pernikahan antara Veer dan Ichcha. Tujuan Tapasya memang hanya ingin menanamkan kebencian di hati Vansh. Dan ia berhasil. Vansh tetap melanjutkan pernikahannya dengan Ichcha, dengan kebencian meliputi hatinya karena merasa dihianati oleh Ichcha dan Veer.
Rencana Tapasya membuahkan hasil, karena bahkan malam pertama pernikahan Ichcha dan Vansh telah terjadi perang dingin. Vansh dengan terang-terangan mengatakan bahwa ia tidak bersedia menerima cinta sisa dari adiknya. Ichcha terkejut mengetahui Vansh telah tahu tentang masa lalunya. Ia pun hendak menjelaskan semuanya lewat sebuah surat. Tapi, tanpa ia ketahui, surat itu telah ditukar oleh Tapasya. Meski Vansh mengatakan ia bisa menerima masa lalu Ichcha, tetap saja Ichcha panik ketika Vansh meninggalkan rumah. Ia berteriak meminta Veer untuk mencari kakaknya. Saat itulah, Ichcha menemukan suratnya yang telah diganti. Surat itu tidak lagi berisi tentang kisah masa lalunya dengan Veer, seperti yang ia tulis, tapi berisi tentang masa lalunya di kampung dulu. Ia mengenali tulisan tangan itu. Itu bukan tulisannya. Itu tulisan Tapasya. Ia tahu Tapasya tidak ingin tahu masa lalu yang sebenarnya. Karena itu, Ichcha pun kehilangan kesabaran dan menamparnya. Tamparan pertama setelah sekian lama teraniaya. Ichcha meminta Tapasya untuk tidak mengganggu kehidupannya bersama Vansh. Ia juga mengatakan, sudah cukup berkorban banyak demi kebahagiaan Tapasya, jadi ia tidak mau berkompromi lagi jika Tapasya mengganggu kehidupannya.
Setelah mendapatkan tamparan dari Ichcha, Tapasya ngambek dan meninggalkan kediaman Bundela. Ia bersumpah hanya akan kembali jika Ichcha dan Veer memohon kepadanya. Veer pun mencoba meyakinkan Vansh bahwa hubungannya dengan Ichcha hanyalah masa lalu. Ia bahagia dengan pernikahannya. Tapi perkataan Veer itu dimanfaatkan Tapasya untuk membujuk Veer kembali kepadanya. Didukung oleh Vansh yang bersedia menerima kembali Ichcha sebagai istrinya jika Tapasya memang bahagia bersama Veer.
Tapi tingkah Vansh semakin menjadi. Kebenciannya pada Ichcha tak juga sembuh. Ia bahkan menyalahkan seluruh keluarganya karena telah berkomplot untuk menyembunyikan kenyataan itu darinya. Bahkan hal sederhana yang dilakukan Ichcha pun ia tak menyukainya. Vansh mencintai Ichcha dengan sangat, tapi sekaligus membencinya setiap kali mengingat hubungannya dengan adiknya. Ia pun memaksa Tapasya untuk mengatakan bahwa ia bahagia menikah dengan Veer. Hal itu dimanfaatkan Tapasya untuk membujuk Veer di hadapan Vansh. Ia ingin Veer mengajaknya kembali pulang, tapi berpura-pura menolak untuk kembali pulang.
Veer pun kemudian menemui tuan Thakur dan melamar Tapasya kembali. Ia berkata bersedia menerima Tapasya kembali sebagai istrinya, selamanya. Tuan Thakur bingung, karena itu adalah Veer yang sama yang hendak menceraikan putrinya. Namun Veer menjanjikan hubungan yang lebih baik. Tuan Thakur pun setuju. Tapasya dibawa Veer kembali ke kediaman Bundela. Hal itu membuktikan pada Vansh bahwa Tapasya bahagia bersama Veer. Demi memperbaiki nama baiknya, Tapasya berkata bahwa Vansh seharusnya lebih mempercayai Ichcha jika memang mencintainya.
Akhirnya, Vansh pun berbaikan dengan Ichcha. Kedua pasangan itu pergi berlibur bersama. Di depan semua orang, Vansh menjadi kekasih yang hangat. Tapi jika sendirian, bibit kebencian dan keraguan itu muncul kembali. Apalagi, saat berkunjung ke sekolah Ichcha dan mendengar anak-anak berceloteh tentang kisah Veer dan ichcha, ilusinya pun kembali muncul. Meski begitu, ichcha dengan sabar selalu meyakinkan Vansh bahwa semua itu hanyalah masa lalu. Bahkan, demi meyakinkan kakaknya, Veer mencoba dengan keras untuk memulai hidup baru dengan Tapasya. Namun tetap saja ia tidak bisa menikmati pernikahannya. Tapasya yang kesal karena tak pernah berhasil merayu Veer, bersumpah untuk merusak kebahagiaan Ichcha juga.
Saat mereka berempat ke kuil untuk pemberkatan, pendeta berkata bahwa kejadian masa lalu akan terulang kembali. Mendengar hal itu, dengan sengaja Tapasya menukar ‘puja thali’ nya Ichcha hingga terikat dengan milik Veer. Vansh yang melihat hal itu mengira Ichcha sengaja agar ucapan sang pendeta tadi ada benarnya. Ia pun menuduh Veer masih punya hubungan khusus dengan Ichcha.
Veer pun akhirnya kehilangan kesabaran menghadapi keraguan kakaknya yang terus menerus. Tapi Ichcha memintanya untuk bersabar, karena obat untuk semua keraguan itu hanya kesabaran dan cinta. Kelak, kakaknya akan menjadi kekuatan terbesar. Dan Vansh mendengar semua itu. Ia pun merencanakan bulan madu untuk mereka berempat. Veer sebenarnya agak enggan, tapi Vansh terus menyemangati. Sepertinya ia punya agenda tersembunyi dalam acara bulan madu itu.
Ternyata benar, Vansh merencanakan sesuatu. Malam saat di hotel, tiba-tiba ia mengajak Ichcha ke sebuah pondok di tengah hutan. Di sana, ia mencekoki Ichcha dengan obat tidur dan meninggalkannya sendirian. Lalu ia kembali ke hotel dan mengatakan bahwa Ichcha tersesat sendirian di hutan. Veer dan Tapasya pun mencarinya ke hutan. Tapi Vansh mengajak Tapasya untuk ikut bersamanya. Ia ingin mengetes kesetiaan keduanya. Paginya, Vansh dan Tapasya mendapati Veer dan Ichcha sudah kembali ke dalam hotel. Seorang dokter sedang memeriksa keadaan Ichcha. Berkat halusinasinya, Vansh menuduh Veer masih ada hubungan dengan Ichcha. Meski Veer meyakinkan Vansh sekuat apapun, halusinasi telah menumbuhkan kebencian teramat sangat di hati Vansh. Veer merasa terluka karena telah dijebak oleh kakaknya. Ichcha pun demikian, merasa sakit hati karena suaminya telah menjebaknya.
Karena semua itu, Veer memutuskan untuk kembali saja ke Amerika. Mungkin dengan begitu, kakaknya akan yakin bahwa Ichcha benar-benar setia. Ia mengajak Tapasya ikut bersamanya. Tapasya sih senang-senang saja. Tapi Nyonya Gunwanti tidak suka mereka pergi.
Sebelum berangkat, Tapasya ingin merayakan ulang tahun perak pernikahan orang tuanya. Ia mengadakan pesta topeng di kediaman Thakur. Semua keluarga Bundela di undang. Awalnya Vansh tidak terlalu bersemangat, tapi ibunya meyakinkan bahwa jika ia tidak datang, maka tuan Thakur akan mengetahui kacaunya rumah tangganya dengan Ichcha. Maka ia pun bersedia ikut. Di pesta itu, terjadi kesalah pahaman lagi. Vansh bertukar topeng dengan Veer. Ichcha yang mengira itu Veer, meminta maaf ditengah pesta. Ia meminta maaf karena telah menyebabkan Veer harus pergi ke Amerika lagi. Meski diucapkan dengan biasa, tapi Vansh menganggap itu sebagai penyesalan perasaan Ichcha pada Veer. Vansh pun kembali meragukan istrinya. Ia bahkan mengancam akan mengadukan hubungan mereka yang sebenarnya pada tuan Thakur. Nenek yang mendengar semua itu memanfaatkannya dengan terus menghasut Vansh tentang Ichcha dan Veer.
Akhirnya, Vansh memberikan Ichcha dua pilihan. Pertama, Ichcha harus mengatakan kepada semua orang bahwa masih ada cinta di hati Veer untuknya, untuk mempermalukan Veer. Atau, jika ia tidak mau mempermalukan Veer di hadapan semua orang, maka ia akan kembali menjerumuskan diri ke dalam narkoba. Ichcha pun diliputi dilema. Ia tahu ia tidak pantas memperlakukan Veer seburuk itu, tapi ia juga tidak mau jika suaminya kembali menjadi pecandu.
Sementara itu, ternyata di pesta topeng itu ada penyusup. Sid datang kembali dengan topeng di wajahnya dan dendam di hatinya. Ia mengejutkan Tapasya dengan mengingatkan kembali peristiwa penembakan Ichcha. Tapasya pun gentar dan segera ingin berangkat ke Amerika. Lalu, ada seseorang lagi bernama Masoom, seorang gadis yang masuk ke keluarga Thakur dan mengaku sebagai putri rahasia Tuan Thakur. Tentu saja itu bohong, ia adalah gadis bawaan Pushkar untuk menghancurkan keluarga itu. Akan tetapi, kehadirannya sempat membawa kesalahpahaman antara Tuan Thakur dan Divya.
Kembali ke Vansh yang ternyata tak pernah sembuh dari halusinasinya. Ia terus menerus mencurigai Ichcha. Ia bahkan mencurigai bahwa Ichcha berhubungan dengan banyak lelaki. Ia pun sering menganiaya Ichcha saat Veer dan Tapasya telah pindah dari rumah keluarga Bundela dengan tujuan untuk memberi ruang bagi mereka berdua. Apapun yang dilakukan Ichcha selalu saja salah dan dicurigainya. Ichcha ke sekolah, salah. Ichcha menerima telepon, salah. Ichcha berbelanja, salah.
Untungnya, ketakutan yang dirasakan Vansh itu tidak membuatnya hanya diam dan meratapi kecurigaannya. Ia melakukan penyelidikan terhadap istrinya itu.
Rasa cemburu yang berlebihan pulalah yang menyebabkan Vansh membuntuti Ichcha saat pergi dari rumah. Namun apa lacur, ternyata malah ia membuntuti Tapasya yang janjian ketemu dengan Sid di sebuah bangunan (kebetulan Ichcha dan Tapasya sama-sama naik bajaj dan memakai pakaian berwarna senada). Lagi, di bagian ini, kedok Tapasya terbongkar....
Saat itulah Vansh mengetahui bagaimana cerita sebenarnya tentang perkawinan palsu Tapasya. Terkuaklah bahwa selama ini Tapasya lah yang telah berkali-kali memfitnah Ichcha dan selalu berusaha menghancurkan hidupnya. Vansh pun sangat marah dan berniat untuk membunuh Tapasya. Vansh lantas mengirimi SMS pada Veer agar datang ke tempat di mana ia berada sekarang dan menghubungi Ichcha agar segera datang menyusulnya.
Vansh yang marah lantas keluar dari persembunyian. Tapasya dan Sid tentu terkejut bukan main. Di saat terjadi cekcok antara Vansh dan Tapasya, Sid lantas menyingkir.
Vansh sempat menodongkan pistol ke arah wajah Tapasya. Namun, kepribadian yang labil, Vansh mudah saja terpengaruh ucapan Tapasya. Ia membalikkan fakta bahwa justru Vansh lah yang lebih membahayakan bagi Ichcha, karena dia adalah suaminya. Vansh termakan oleh umpan balik Tapasya. Akibatnya fatal: Vansh menembak kepalanya sendiri di hadapan Tapasya.
Tapasya yang menyaksikan Vansh bunuh diri di hadapannya malah melarikan diri. Veer kemudian datang. Ichcha yang datang kemudian justru melihat Veer yang sedang memeluk kakaknya yang sekarat, sambil memegangi pistol yang digunakan kakaknya. Ichcha pun salah paham. Ia menuduh Veer telah membunuh kakaknya sendiri demi mendapatkan dirinya kembali. Saking marahnya, Ichcha bahkan menyampaikan tuduhan itu di hadapan seluruh keluarga Bundela. Tentu saja semuanya tak percaya, bahkan semakin membenci Ichcha. Nyonya Gunwanti saja sampai menampar Ichcha. Tapi Veer tidak melakukan pembelaan diri apapun. Ia pun ditangkap polisi dan dipenjara.
Tapasya yang menyaksikan kematian itu, selalu saja dihantui ketakutan bahwa ia lah yang akan dipenjara karena telah membiarkan seseorang kehilangan nyawa. Ia pun mengeluarkan Veer dari penjara dan bersaksi bahwa Vansh bunuh diri. Veer jadi curiga bahwa Tapasya ada di tempat kejadian saat kakaknya bunuh diri. Tapasya semakin ketakutan. Dan ketakutannya menjadi kenyataan, karena ternyata Sid selalu saja muncul di saat-saat tak terduga. Sid pun mengancam Tapasya.
Sepandai-pandainya Tapasya menyembunyikan, peristiwa itu akhirnya terbongkar juga. Diam-diam tanpa sepengetahuan Tapasya, Sid merekam kejadian itu dan menjadikannya untuk memeras Tapasya. Saat mereka bertemu di sebuah gedung sunyi, Sid menyerahkan rekaman itu dan mendapat imbalan uang. Namun, setelah Tapasya pergi, ternyata Veer ada di situ. Setelah menerima duplikat rekaman, Sid lantas ditangkap polisi yang dibawa serta oleh Veer. Sid pun mengarahkan tuduhannya pada Tapasya.
Rekaman itu lantas diputar Veer di depan seluruh keluarganya dan keluarga Tapasya (termasuk di hadapan Tapasya, Ichcha, nenek Tapasya, dan Fushkar). Tak terkira kemarahan ayah Tapasya menyaksikan kenyataan itu hingga menampar wajah Tapasya. Veer pun lantas mengusir Tapasya. Ayah Tapasya sendiri meninggalkan rumah Veer dengan malu dan kecewa yang tak terkira.
Di rumah, ayah Tapsya tak mau menerima Tapasya dan mengusirnya. Bukannya insyaf, Tapasya malah menyalahkan Ichcha. Dan lagi-lagi, kemarahan ayah Tapasya tak terbendung.
Diusir, Tapasya lantas menginap di hotel dan kembali ke gaya hidup sewaktu remajanya dahulu: kelab malam. Berkenalan dengan seorang lelaki kaya bernama Raguvendra Prataph Rathore. Ia seorang penjudi, dan menemukan Tapasya seperti menemukan mascot kemenangan hari itu. Rathore tertarik pada kecantikan Tapasya, meski ia tahu di balik kecantikan itu tersembunyi sikap egois dan perhitungan. Tapasya sempat masuk penjara pula menyusul Sid. Tak terkira bagaimana merananya Tapasya mengalami nasib sebagai tahanan, disuguhi makanan seadanya, dan tidur beralaskan lantai yang jauh dari yang didapatnya saat di rumah dulu. Berkat lelaki kaya itu pula, Tapasya mendapat jaminan sehingga bisa bebas dan kembali ke meja judi.
Ibunda Tapasya bukan tak ada perhatian. Mendengar anaknya dipenjara, Divya menyusul ke penjara. Namun terlambat, Tapasya telah keluar.
Dalam kehidupannya yg labil dan sempat pula tinggal di perkampungan kumuh bersama mantan pembantu keluarganya saat ia masih kecil, Tapasya sempat bekerja di hotel dan salon. Ia juga mengalami bagaimana sakit hatinya harus memakai pakaian bekas Ichcha yang didapat mantan pembantunya itu dari keluarga Veer yang membagi-bagikan pakaian bekas Ichcha saat masih berstatus istri dari mendiang Vansh. Tapasya ingat, sewaktu kecil, Ichcha lah yang memakai pakaian bekas darinya. Sekilas, ia teringat kembali peristiwa saat Damini memarahinya karena telah memaksa Ichcha menyerahkan Veer di hari pernikahan palsu dahulu.
Tak tahan mengalami hidup sebagai orang susah, Tapasya berniat pulang ke rumah.
Lanjutannya :