Uttaran Episode 233 Selasa 10 Mei 2016 |
Sinopsis atau jalan cerita serial drama Uttaran Episode 233 yang akan tayang hari ini selasa 10 mei 2016. Diawali dari ,Tapasya yang sukses meraih setengah dari harta warisan milik Tej, ia berhasil membuat Tej menandatangani surat-surat warisannya saat Tej tengah mabuk berat. Tej sangat marah, ia merasa telah dikhianati. Ia pun bersumpah akan mengakhiri hidup Tapasya. Tej mencoba berbagai cara untuk membunuh Tapasya, ia mencoba menumpahkan minyak di tangga supaya licin agar Tapasya terpeleset dan jatuh. Konyolnya, seperti boomerang Tej sendirilah yang terkena imbasnya. Ia terpeleset karena terlalu bersemangat. Tej pun jatuh, dan hampir saja menabrak tiang, namun tidak diduga Tapasya lah yang berhasil menahan kepala Tej dengan bantal dan kembali mengolok-olok kebodohan Tej.
Tej pergi ke pengadilan untuk menemui pengacaranya dan menceritakan tentang setengah harta warisan miliknya yang jatuh ketangan Tapasya, pengacara berkata kepada Tej bahwa ia sendirilah yang menandatangani berkasnya, dan pengacara Tej pun mengatakan tidak bisa berbuat apa-apa mengenai hal tersebut.
Tej berbalik dan kaget melihat Tapasya. Tej bertanya, “Apa yang kamu lakukan disini?”
“Kamu ialah
suamiku. Jadi saya mengikutimu disetiap langkahmu.Dimana kamu berada, saya juga
akan ada disana.” Tej kemudian melihat Tuan Takhur yang ikut datang ke
pengadilan untuk mengurus berkas-berkas kasus Mukhta, Tej tidak mau
menyia-nyiakan kesempatan untuk menyakiti hati Tapasya, ia langsung memegang
kaki Tuan Takhur dan berkata, “Saya ialah suami dari putrimu. Apa kamu tidak
ingat? Putrimu satu-satunya, Tapasya Tej Singh Bundela.Tidak ada hubungan apa2
antara kamu dan saya.kamu tidak ingin menemui putrimu?” Tapasya kaget melihat
sosok Tuan Takhur ketika ia sedang mengikuti Tej dari belakang. Tej berkata
kepada Tuan Takhur, “Tidak usah berkati saya,namun setidaknya kamu bisa berkati
putrimu sendiri. Dia telah memulai hidup baru, setidaknya berikan dia sebuah
pelukan. Lihat, dia mulai menangis dan kamu tidak melakukan apapun?” Tapasya
berkata,”Ayah...Jangan panggil saya ayah.”
“Sekarang tidak ada hubungan apa-apa diantara kita berdua” jawab Tuan Takhur. Tuan Takhur meninggalkan Tej dan Tapasya yang sedang menangis. Tej berkata kepada Tapasya, “Ini hanyalah contoh dari apa yang bisa saya lakukan. saya tidak bisa membunuhmu namun saya bisa memberikanmu banyak kepedihan yang membuatmu tetap hidup namun tidak bisa bernafas!” Tapasya duduk dibangku taman sendirian memikirkan masa lalunya bersama Tuan Takhur. Mukhta mendatangi Tapasya dan berkata,”Ibu..bagaimana kabarmu?” Mereka berdua berpelukan. Tapasya menjawab,”Ibu baik-baik saja. Bagaimana kabar semua orang di rumah? Ibu, ayah, ibu Damini dan Ichcha?”.”Mereka semua baik-baik saja, namun mereka sangat merindukanmu.Ibu juga sangat merindukan mereka. Maafkan ibu, ibu tidak bisa berada didekatmu saat sidang di pengadilan kemarin.”
“saya mendapat manisan yang ibu kirimkan melalui ayah, jadi saya sudah mendapatkan berkat darimu. Kapan ayah akan kembali?”.Dia akan kembali sebentar lagi,dia bicara denganmu setiap hari, dia tidak akan bisa jauh dari putrinya”. Mukhta memberikan paratha kepada Tapasya dan berkata,”Paratha ini dibuat oleh ibu Ichcha”.Tapasyapun mencicipinya dan mulai meneteskan air mata, dan berkata,”Rasanya masih sama seperti waktu itu”.”Jangan menangis bu. Suatu hari ibu juga harus mencicipi paratha yang dibuatkan oleh kakek.Mungkin rasanya tidak begitu lezat, namun kakek akan menyuapimu dengan penuh kasih sayang.” Hanya Meethi yang tidak mau mencicipi makanan yang dibuat oleh ibunya.”Hidup kadang diatas kadang dibawah namun pada waktu yang tepat semuanya akan baik2 saja. Seperti jarak yang sudah hilang diantara kita berdua, dengan cara yang sama,suatu hari hubungan antara Ichcha dan Meethi akan membaik.”
“Ibu
memintamu membawakan sesuatu, apa kamu membawanya?. Mukhta memperlihatkan album
foto, mereka membukanya bersama. Mukhta berkata, “Ini ialah foto2 masa kecilku.”
“Ayah juga bermain dengan ibu ketika ibu masih kecil, dia melakukan hal yang
sama kepada kita berdua. Ibu sangat menyayanginya” kata Tapasya. Mukhta memeluk
Tapasya dan berkata, “Kakek masih tetap sama seperti yang dulu bu”. Mukhta kembali
mengkhawatirkan Meethi, Tapasya berkata, “Ibu akan memenuhi janji ibu kepadamu.
Semuanya akan baik2 saja.saya mencemaskanmu. Tej Singh Bundela itu sangat
berbahaya.kamu tidak perlu mencemaskan semua ini. Perhatikan saja pendidikanmu
dan berbahagialah. Ibu ingin melihatmu bahagia. Ibu sangat tau bagaimana cara
mengendalikan Tej Singh Bundela”
Meethi akhirnya sadar akan perasaannya terhadap Vishnu,ia pergi ke tempat dimana Vishnu berlatih bela diri. Meethi memeluk Vishnu dan berkata,”saya cinta padamu, Vishnu”.
Meethi akhirnya sadar akan perasaannya terhadap Vishnu,ia pergi ke tempat dimana Vishnu berlatih bela diri. Meethi memeluk Vishnu dan berkata,”saya cinta padamu, Vishnu”.
Vishnu
menjawab,”saya juga cinta padamu”. Meethi tak sengaja melihat luka baru di
lengan Vishnu. Meethi berkata,”kamu melukai dirimu lagi hari ini? Berjanjilah
padaku, setelah ini kamu tidak akan pernah melukai dirimu lagi.” “saya
berjanji,namun saya ingin kamu juga berjanji padaku, kamu tidak boleh marah
padaku lagi dan tidak akan pernah mengatakan kalau kamu akan meninggalkanku
lagi”.”saya berjanji.kamu ialah milikku, hanya milikku”.
Malamnya, Vishu mengechek motornya yang rusak. Mereka membuat perdebatan kecil, Meethi menyuruh Vishnu agar memperbaiki motornya, dia akan pulang sendiri. Vishnu lalu menirukan suara binatang untuk menakut-nakutii Meethi. Meethi pun membatalkan niatnya untuk pulang sendiri.Meethi lalu melihat Vishnu sedang membuat api unggun untuk menghangatkan tubuhnya dan mulai tidur didekat api unggun tersebut. Meethi menghampiri Vishnu yang tengah tidur, ia duduk disamping Vishnu dan bernyanyi. Vishnu terbangun, ia berkata,”saya ada disini.Berjanjilah kamu tidak akan pernah meninggalkanku” pinta Meethi,Vishnu berjanji dan berkata,”Tidak akan pernah”. Merekapun berpelukan. Vishnu mulai membicarakan hubungan antara Meethi dengan Ichcha. Vishnu meminta Meethi untuk memaafkan Ichcha. Vishnu berkata,”Ada 1 hubungan yg tidak akan pernah berubah,hubungan ibu dan anak.Kasih sayang seorang ibu ialah kasih sayang tanpa alasan.”
“Hubungan itu tidak sebanding dengan hubungan lain. Ibu. Katakan 'ibu..' dari dalam lubuk hatimu maka kamu akan mengerti”. Meethi menangis dan berkata,”Ibu...” Vishnu memeluk Meethi dengan erat.Di pesta ulang tahun ke-25 sekolah Damini keesokan harinya, Meethi pun meminta maaf kepada Ichcha. Dihadapan semua orang, Meethi berkata,”Ibu, saya bangga karena kamu ialah ibuku. saya beruntung menjadi putrimu. Kumohon tolong maafkan saya. Maafkan saya, ibu”. Ichcha menangis terharu mendengarnya.Tapasya memandangi foto kedua orangtuanya dan berkata, “saya tau ayah marah padaku,namun saya juga tau ayah ingin memelukku, ngin membawaku pulang ke rumah bersamamu.saya juga tau ada kasih sayang didalam kemarahanmu.”
Bahkan sampai sekarangpun ayah sangat menyayangiku.Tolong maafkan saya ayah.saya tidak bisa memberitahu siapapun mengapa saya ada disini, bukan hanya ayah.saya juga tau kalau Ichcha tidak pernah mendapatkan hak nya hingga sekarang.saya pastikan saya yang akan mengembalikan haknya, itulah mengapa saya datang kesini dan menyembunyikan kebenaran ini dari kalian semua. Hingga sekarang saya belum pernah memberikanmu kebahagiaan. Kenyataannya saya selalu memberikan kepedihan kepada semua orang. Mengapa putriku yang harus menderita karena kesalahanku? saya tau keputusan yang saya buat ini tidak benar ayah, namun saya tidak berdaya.”
“saya akan memenuhi janjiku kepada putriku, saya pastikan saya akan mendapatkan kembali semua hak sahabatku, ketika ayah mengetahui semua ini, ayah tidak akan mengatakan tidak ada hubungan diantara kita berdua, ayah tidak akan berbalik menjauhiku.” Tapasya kemudian menjalankan aksi selanjutnya. Ia bertanya kepada Amla,”Mengapa kamu memakai sindoor?”.”Apa yang kamu katakan? saya memakai sindoor karena saya sudah menikah.Sindoor dan mangalsutra ialah simbol kasih sayang dari seorang suami.kamu tidak tidak pernah menjadi seorang ibu hingga sekarang? Itu artinya simbol ini tidak berguna untukmu.”
“Apakah Veer pernah berbagi masalah, kesedihan dan kebahagiaan denganmu? Pernahkah kamu berfikir mengapa ibu memberikanmu posisi menantu di rumah ini? kamu berfikir kamu ialah seorang istri,namun bagi ibu,kamu ialah sebuah 'kesepakatan'. kamu telah diperangkap dalam sebuah hubungan demi kepentingan pribadi mereka. Mengapa kamu bertahan dalam hubungan ini? Bebaskan dirimu dan bebaskan juga Veer. Mintalah cerai dari Veer. Keluarlah dari hubungan palsu ini. Tidak ada lagi yang akan menganggapmu sebagai pelayan. Kehidupan baru sedang menantimu,keputusan ada ditanganmu.” Amla lalu memikirkan akan kata2 dari Tapasya dan mulai menentang Gunvanti.
Malamnya, Vishu mengechek motornya yang rusak. Mereka membuat perdebatan kecil, Meethi menyuruh Vishnu agar memperbaiki motornya, dia akan pulang sendiri. Vishnu lalu menirukan suara binatang untuk menakut-nakutii Meethi. Meethi pun membatalkan niatnya untuk pulang sendiri.Meethi lalu melihat Vishnu sedang membuat api unggun untuk menghangatkan tubuhnya dan mulai tidur didekat api unggun tersebut. Meethi menghampiri Vishnu yang tengah tidur, ia duduk disamping Vishnu dan bernyanyi. Vishnu terbangun, ia berkata,”saya ada disini.Berjanjilah kamu tidak akan pernah meninggalkanku” pinta Meethi,Vishnu berjanji dan berkata,”Tidak akan pernah”. Merekapun berpelukan. Vishnu mulai membicarakan hubungan antara Meethi dengan Ichcha. Vishnu meminta Meethi untuk memaafkan Ichcha. Vishnu berkata,”Ada 1 hubungan yg tidak akan pernah berubah,hubungan ibu dan anak.Kasih sayang seorang ibu ialah kasih sayang tanpa alasan.”
“Hubungan itu tidak sebanding dengan hubungan lain. Ibu. Katakan 'ibu..' dari dalam lubuk hatimu maka kamu akan mengerti”. Meethi menangis dan berkata,”Ibu...” Vishnu memeluk Meethi dengan erat.Di pesta ulang tahun ke-25 sekolah Damini keesokan harinya, Meethi pun meminta maaf kepada Ichcha. Dihadapan semua orang, Meethi berkata,”Ibu, saya bangga karena kamu ialah ibuku. saya beruntung menjadi putrimu. Kumohon tolong maafkan saya. Maafkan saya, ibu”. Ichcha menangis terharu mendengarnya.Tapasya memandangi foto kedua orangtuanya dan berkata, “saya tau ayah marah padaku,namun saya juga tau ayah ingin memelukku, ngin membawaku pulang ke rumah bersamamu.saya juga tau ada kasih sayang didalam kemarahanmu.”
Bahkan sampai sekarangpun ayah sangat menyayangiku.Tolong maafkan saya ayah.saya tidak bisa memberitahu siapapun mengapa saya ada disini, bukan hanya ayah.saya juga tau kalau Ichcha tidak pernah mendapatkan hak nya hingga sekarang.saya pastikan saya yang akan mengembalikan haknya, itulah mengapa saya datang kesini dan menyembunyikan kebenaran ini dari kalian semua. Hingga sekarang saya belum pernah memberikanmu kebahagiaan. Kenyataannya saya selalu memberikan kepedihan kepada semua orang. Mengapa putriku yang harus menderita karena kesalahanku? saya tau keputusan yang saya buat ini tidak benar ayah, namun saya tidak berdaya.”
“saya akan memenuhi janjiku kepada putriku, saya pastikan saya akan mendapatkan kembali semua hak sahabatku, ketika ayah mengetahui semua ini, ayah tidak akan mengatakan tidak ada hubungan diantara kita berdua, ayah tidak akan berbalik menjauhiku.” Tapasya kemudian menjalankan aksi selanjutnya. Ia bertanya kepada Amla,”Mengapa kamu memakai sindoor?”.”Apa yang kamu katakan? saya memakai sindoor karena saya sudah menikah.Sindoor dan mangalsutra ialah simbol kasih sayang dari seorang suami.kamu tidak tidak pernah menjadi seorang ibu hingga sekarang? Itu artinya simbol ini tidak berguna untukmu.”
“Apakah Veer pernah berbagi masalah, kesedihan dan kebahagiaan denganmu? Pernahkah kamu berfikir mengapa ibu memberikanmu posisi menantu di rumah ini? kamu berfikir kamu ialah seorang istri,namun bagi ibu,kamu ialah sebuah 'kesepakatan'. kamu telah diperangkap dalam sebuah hubungan demi kepentingan pribadi mereka. Mengapa kamu bertahan dalam hubungan ini? Bebaskan dirimu dan bebaskan juga Veer. Mintalah cerai dari Veer. Keluarlah dari hubungan palsu ini. Tidak ada lagi yang akan menganggapmu sebagai pelayan. Kehidupan baru sedang menantimu,keputusan ada ditanganmu.” Amla lalu memikirkan akan kata2 dari Tapasya dan mulai menentang Gunvanti.