BAB
II
MENYUSUN
ARAH DASAR PERUSAHAAN:
VISI
DAN MISI, TUJUAN-TUJUAN DAN STRATEGI
Menyusun Visi dan Misi Stratejik dan Serangkaian
Nilai-Nilai Utama
Tahap pertama
dari tugas manajerial di perusahaan, yakni merumuskan visi, misi dan
nilai-nilai utama perusahaan, yang meliputi:
a.
Mengembangkan Visi Stratejik Visi stratejik hanya
akan berdampak bila dipatrikan ke dalam benak dan hati keseluruhan perangkat
organisasi, yang kemudian diterjemahkan ke dalam tujuan-tujuan serta strategi
perusahaan. Visi stratejik menggambarkan aspirasi perusahaan untuk masa
depannya.
b.
Mengkomunikasikan Visi Stratejik. Visi yang
dikomunikasikan secara efektif adalah perangkat untuk mengikat komitmen para
karyawan perusahaan untuk bergerak, bertindak agar perusahaan bergerak maju ke
arah yang diinginkan.
c.
Menyusun Pernyataan Misi. Misi perusahaan
mendeskripsikan maksud serta tujuannya, juga apa bisnisnya saat ini.
d.
Menghubungkan Visi dan Misi Dengan Nilai-Nilai
Perusahaan. Nilai-nilai utama perusahaan adalah keyakinan, kepribadian dan
norma-norma perilaku yang ditunjukkan oleh para karyawannya, dan
hal-hal tesebut diharapkan dapat menunjukkan bagaimana bisnis perusahaan
dijalankan dalam mengejar visi strrtejik dan misinya.
Menentukan Tujuan-Tujuan
Tujuan
perusahaan adalah target kinerja perusahaan, berupa hasil yang sangat spesifik yang
ingin dicapai oleh manajemen. Tujuan utama manajemen dalam menyusun
tujuan-tujuan perusahaan adalah untuk mengkonversikan visi dan misi perusahaan
menjadi target kinerja yang sangat spesifik. Ada tiga alasan mengapa
tujuan-tujuan perusahaan hams kongkrit, terukur dan memiliki deadline yang
menjadi sangat bernilai bagi para manajer:
a.
Tujuan-tujuan itu akan lebih memfokuskan daya upaya
para manajer dan staff lainnya serta menyelaraskan seluruh aktivitas dan
tindakan mereka ke semua level dalam organisasi.
b.
Tujuan-tujuan itu akan berperan sebagai tolok
ukur, atau alat ukur, untuk melihat progress dan kinerja perusahaan.
c.
Tujuan-tujuan
itu memberi motivasi sekaligus memberi insoirasi bagi para karyawan untuk bekerja
pada tingkat optimal.
Dua jenis target
kinerja yang berbeda diperlukan, satu yang berkaitan dengan kinerja finansial, satunya
lagi berkaitan dengan kinerja stratejik. Tujuan-tujuan finansial!
mengkomunikasikan target kinerja finansial manajemen, sementara tujuan-tujuan
stratejik berkaitan dengan pemasaran serta vitalitas kompetitif perusahaan.
Menyusun Strategi
Menyusun strategi
adalah sebuah tugas yang harus memperhatikan hal-hal yang sifatnya 'bagaimana melakukannya'
misalnya, bagaimana mengembangkan bisnis, bagaimana cara menyenangkan
pelanggan, bagaimana mengungguli para pesaing, bagaimana kita menyikapi
perubahan kondisi pasar, bagaimana mengelola setiap unit fungsional dalam
bisnis, bagaimana mengembangkan kemampuan yang diperlukan, dan bagaimana cara
mencapai tujuan tujuan stratejik dan finansial.
Hal lain yang
juga akan dibahas lebih lanjut pada bagian ini adalah:
a.
Bahwa penyusunan strategi melibatkan para manajer
di setiap level organisasi. Dalam perusahaan dengan multi-bisnis, proses
pembuatan strategi akan melibatkan empat level strategi yang berbeda, yakni a)
Strategi Korporat, b) Strategi Bisnis, c) Strategi Area Fungsional, dan d)
Strategi Operasi Pada Setiap Lini Bisnis.
b.
Visi Stratejik + Tujuan Perusahaan + Strategi -
Rencana Stratejik. Rencana Stratejik bertujuan untuk menghadapi kondisi
industri, mengungguli para pesaing, mengejar pencapaian tujuan-tujuan, dan
membuat kemajuan-kemajuan menuju visi stratejik. Rencana Stratejik umumnya
mencakup komitmen untuk mengalokasikan sumber daya, serta menentukan batas
waktu dalam upaya mencapai tujuan.
Mengimplementasikan Strategi
Proses mengelola
pengimplementasian strategi perusahaan akan mencakup beberapa aspek utama, dan
inilah yang akan dipaparkan kepada para peserta didik pada bagian ini, yakni:
a.
Merekrut staff
b.
Membangun dan memperkuat semua sumber daya
c.
Mengorganisir upaya kerja
d.
Mengalokasikan sumber-sumber daya
e.
Memastikan kebijakan dan prosedur
f.
Menciptakan sistem informasi dan operasi
g.
Memotivasi karyawan
h.
Menciptakan budaya perusahaan serta iklim kerja
kondusif
i.
Menampilkan kepemimpinan internal
Mengevaluasi Kinerja dan Melakukan
Penyesuaian-Penyesuaian Yang Bersifat Memperbaiki
Proses mengelola
strategi perusahaan pada tahap ini bertujuan memonitor
perkembangan-perkembangan eksternal terbaru, mengevaluasi kemajuan-kemajuan
yang dicapai, serta melakukan perbaikan-perbaikan bila dirasa perlu.
Strategi
perusahaan tetap melampaui tiga ujian strategi memenangkan persaingan, yakni a) keunggulan
kompetitif, b) kinerja yang baik dan kuat, serta c) perusahaan sehat, maka para
eksekutif perusahaan akan cenderung memutuskan untuk tidak merubah strategi,
dan barangkali hanya diperlukan penyesuaian minor dalam rencana stratejik.
Tata Kelola Perusahaan:
PERAN BOD DALAM PROSES PENYUSUNAN STRATEGI DAN
PENGIMPLEMENTASIANNYA
Empat kewajiban penting dewan direksi perusahaan,
yakni:
1.
Secara kritis hams menilai pendekatan-pendekatan
bisnis, strategi serta kemana perusahaan akan dibawa.
2.
Memberikan evaluasi atas kaliber dan keterampilan
kepemimpinan para eksekutif seniornya.
3.
Membuat rencana kompensasi bagi para eksekutif
puncak yang berhasil memberikan basil yang sangat baik bagi pemangku
kepentingan, khususnya pemegang saham.
4.
Mengawasi praktik- praktik pelaporan keuangan dan
akunting perusahaan.
BAB
IV
MENGEVALUASI
SUMBER DAYA,
KAPABILITAS,
DAN DAYA SAING PERUSAHAAN
Teknik-teknik untuk mengevaluasi situasi internal perusahaan, termasuk di antaranya mengenai sumber
dayanya, kapabilitasnya, serta aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan
berdasarkan mata rantai nilainya.
Seberapa Baikkah
Strategi Perusahaan Saat Ini Berjalan?
Strategi-strategi
fungsional perusahaan di dalam penelitian dan pengembangan, produksi,
pemasaran, keuangan, SDM, teknologi informasi, dan lain sebagainya akan
mengokohkan lebih jauh strategi perusahaan, demikian pula dengan upaya-upaya
untuk membangun aliansi atau kemitraan dengan perusahaan perusahaan lain yang
bernilai dan memiliki daya saing.
Apakah Kapabilitas dan Sumber daya Penting dan
Kompetitif Yang Dimiliki Perusahaan?
Seberapa baik
strategi perusahaan akan berjalan tergantung pada kekuatan dan kelemahan
reta.tif sumber daya dan kapabilitas perusahaan. Sumber daya dan kapabilitas
perusahaan adalah aset- aset kompetitif yang menentukan apakah kekuatan kompetitifnya
di pasar secara impresive kuat atau sebaliknya mengecewakan.
Analisa sumber daya
dan kapabilitas perusahaan memerlukan proses dengan langkah-langkah, dan
langkah yang pertama akan menuntut para manajer untuk mengidentifikasi apa saja
sumber daya dan kapabilitas perusahaan, sehingga mereka memiliki gagasan yang
lebih lengkap mengenai apa saja yang harus mereka lakukan untuk menyusun
strategi perusahaan yang kompetitif. Langkah kedua adalah menguji lebih lanjut
kapabilitas serta sumber daya perusahaan untuk memastikan mana-mana yang
memiliki nilai kompetitif serta
menentukan apakah hal-hal tersebut dapat membantu perusahaan
mencapai keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan terhadap para pesaingnya.
Apakah perusahaan mampu untuk mengambil
peluang-peluang pasar dan meniadakan ancaman-ancaman eksternal?
Untuk menganalisis
situasi menyeluruh perusahaan tersebut melalui pengujian SWOT (kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman). Analisa SWOT memberikan dan bagi proses
penyusunan strategi perusahaan yang memberdayakan semaksimal mungkin sumber dayanya,
dan pada saat bersamaan juga mengatasi kendala kelemahan di sumber dayanya,
lalu berupaya menangkap peluang terbaik bagi perusahaan dan mempertahankan diri
dari ancaman-ancaman eksternalnya.
Pada bagian ini secara spesifik akan dibahas lima
analisa identifikasi, yakni:
a.
Mengidentifikasi Kekuatan Internal Perusahaan.
b.
Mengidentifikasi Kelemahan dan Hambatan
Kompetitif Perusahaan.
c.
Mengidentifikasi Peluang-Peluang Pasar.
d.
Mengidentifikasi Ancaman-Ancaman Terhadap Laba
Perusahaan Di Masa Depan.
e.
Menganalisa Kembali Apa Yang Diungkap Oleh Daftar
SWOT?
Apakah biaya dan harga yang dikeluarkan
perusahaan cukup bersaing dibanding para pesaingnya, dan apakah perusahaan
memiliki proposisi nilai yang menarik minat para pelanggan?
Pertanyaan ke
empat ini diperlukan bagi para manajer untuk menilai apakan perusahaannya dapat
bersaing dari sisi biaya dan harga.
Pada intinya
semakin tinggi biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dibandingkan dengan
pesaing-pesaing terdekatnya, maka daya saingnya menjadi sangat rapuh. Di sisi lain,
semakin besar nilai pelanggan yang dapat ditawarkan dengan tetap menjaga
tingkat laba, maka semakin berkurang kerapuhannya. hal ini juga menunjukkan
bahwa lepas dari spektrum kualitas dimana perusahaan bersaing, termasuk pada
biaya-biaya dan harga tadi, Perusahaan juga harus tetap berada pada tingkat daya
saing yang tinggi dalam memberikan proposisi nilai bagi pelanggan.
Apakah
perusahaan secara kompetitif kuat atau lemah dibandingkan dengan para pesaing?
Analisa
kapabilitas dan sumber daya, bersama dengan analisa mata rantai nilai serta
benchmarking akan mengungkap apakah sebuah perusahaan memiliki keunggulan
kompetitif atau tidak dibandingkan para pesaingnya berdasarkan sumber daya,
kapabilitas dan aktivitas-aktivitas individu.
Alat
analisa ini juga dapat dipergunakan untuk mengetahui keunggulan kompetitif yang
dikaitkan dengan sekumpulan sumber daya dan kapabilitas. Serangkaian sumber daya
terkadang dapat melampaui empat pengujian kekuatan kompetitif sumber daya bahkan
saat satu komponen rangkaian sumber daya individu (satu jenis sumber daya saja)
tidak dapat melampauinya.
Assessment
yang lebih menyeluruh akan diperlukan oleh keseluruhan kekuatan
serta kelemahan yang ada di perusahaan, karena keunggulan kompetitif di satu komponen
dapat menjadi tidak ada artinya bila komponen-komponen lainnya sama sekali
tidak memiliki keunggulan kompetitif.
Isu-Isu
Stratejik dan Permasalahan Apa Saja Yang Perlu Mendapatkan Perhatian Utama Para
Manajer?
Untuk
memastikan para manajer dapat membuat semacam list atau daftar isu serta
permasalahan tersebut, diperlukan panduan pertanyaan-pertanyaan mendasar untuk
melengkapi analisa industri serta evaluasi akan daya saing perusahaan yang tak
dapat diabaikan. Hal-hal yang perlu dipertanyakan misalnya seperti: tantangan
stratejik serta daya saing apa yang sedang dihadapi perusahaan pada saat ini;
permasalahan keunggulan mana saja yang perlu segera diperbaiki/ disikapi;
hambatan apa saja yang menghadang proses perbaikan posisi daya saing perusahaan
di pasar; dan, masalah-masalah spesifik apa saja yang perlu mendapat perhatian
ekstra serta segera ditindak-lanjuti oleh para manajer perusahaan.
BAB
VI
MEMPERKUAT
POSISI DAYA SAING PERUSAHAAN
Memilih Strategi Ofensif - Pilihan-Pilihan
Stratejik Untuk Memperbaiki Posisi
Pasar Perusahaan
Lepas dari mana
yang akhirnya dipilih dari ke lima strategi kompetitif generik yang ada, ada masa-masa
dimana perusahaan pada akhirnya harus bergerak ofensif untuk memperkuat posisi
pasarnva serta memperbaiki kinerja bisnisnya secara keseluruhan. Beberapa
Perusahaan yang sukses terbukti berupaya meraih
manfaat-manfaat dari kepemimpinan pangsa pasar mereka, atau nilai laba sang
jauh melebihi laba para pesaing, pertumbuhan bisnis yang lebih cepat, serta
yang sangat penting adalah kenyataan bahwa perusahaan-perusahaan seperti itu
mendapatkan reputasi atau prngakuan sebagai perusahaan yang unggul dalam
perjalanan bisnisnya.
Ada beberapa
prinsip ofensif yang dipakai oleh banyak perusahaan yang sukses akan mencakup
sbb:
a.
Memilih Basis Penyerangan (Ofensif) Kompetitif
b.
Memilih Pesaing-Pesaing Mana Yng Akan Dipilih
c.
Strategi Lautan Biru - Satu jenis Strategi Ofensif
Strategi Defensif - Melindungi Posisi Pasar dan
Keunggulan Kompetitif
Tujuan dari strategi defensif atau bertahan
adalah untuk a) menurunkan risiko diserang, b) memperlemah dampak serangan yang
dilakukan pesaing, dan c) mempengaruhi perusahaan penantang atau pesaing untuk
menyerang target yang lain. Berikut poin-poin pembahasannya:
a.
Menutup peluang atau jalan bagi pesaing untuk
menyerang: Pada bagian ini perusahaan yang bertahan bisa saja memperkenalkan
fitur-fitur baru, menambah jumlah model atau memperbanyak lini produk. Cara
lainnya bisa pula dengan memperpanjang masa garansi, pelatihan gratis bagi
pembeli produknya, serta layanan servis yang sangat andal. Hal terakhir yang
mungkin bisa dilakukan adalah dengan memberi diskon cukup signifikan bagi
dealer dan distributor sehingga menutup peluang mereka mencari suplier lain.
b.
Memberikan sinyal bagi penantang bahwa perusahaan
pasti akan melakukan tlndakan pembalasan bila mereka melancarkan serangan:
Tujuan dari tindakan ini adalah memberikan pesan kepada para penantang bahwa
pembalasan yang lebih besar akan mereka hadapi bila menyerang. Tindakan ini
juga mengirim pesan bahwa 'pertempuran bila terjadi penyerangan akan berbiaya
sangat besar bagi perusahaan penyerang atau penantang.
Pengaturan Waktu Untuk Tindakan Ofensif atau
Defensif Stratejik Perusahaan
Pentingnya pengaturan
waktu ini mengingat bahwa apapun tindakan yang pada akhirnya diambil tidak
serta merta menjamin keberhasilan strategic termasuk bila perusahaan memilih
menjadi perintis.
Di bagian ini,
para peserta didik akan mempelajari beberapa potensi keuntungan serta
konsekuensi atas tindakan-tindakan yang diambil, yakni:
a.
Potensi Ajuntungan sebagai perintis/pelopor.
b.
Potensi risiko sebagai perintis atau potensi keuntungan
sebagai perusahaan yang mengambil tindakan belakangan.
c.
Pilihan menjadi perintis atau tidak.
Memperkuat Posisi Pasar Perusahaan Melalui Scope
Operasinya
Keputusan-keputusan
yang berkaitan dengan scope operasi berfokus pada aktivitas mana saja
yang akan dilakukan oleh perusahaan secant internal, dan mana yang tidak. Scope
operasi ini ada dua macam, yakni:
a.
Scope Horizontal. Scope
Horisontal berkaitan dengan jajaran segmen produk dan jasa yang ditawarkan
oleh perusahaan di pasar. Contoh dari Scope Horisontal adalah merger dan
akuisisi.
b.
Scope Venikal. Scope
Vertikal ini berkaitan dengan sejauh mana perusahaan terlibat dalam
aktifitas-aktifitas yang menciptakan mata rantai nilai keseluruhan dalam
industri.
Strategi Merger Horisontal dan Akuisisi
Merger adalah
penggabungan dua atau lebih perusahaan menjadi satu perusahaan. Sementara itu
ak lisisi adalah sebuah kombinasi sebuah perusahaan yang mengakuisi membeli
perusahaan lain dan menyerap aktifitas operasional perusahaan yang dibelinya
tersebut. Perbedaan prinsip antara merger dan akuisisi ada pada
kepemilikan, kontrol manajemen serta pengaturan keuangannya.
Ada lima manfaat yang didapat dari merger atau
akuisisi, yakni:
a.
Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan
b.
Mengembangkan diferensiasi produk
c.
Mengurangi persaingan di pasar
d.
Meningkatkan daya tawar perusahaan terhadap
supplier dan pembeli
e.
Meningkatkan fleksibilitas serta kemampuan
dinamis perusahaan
Ada banyak hal yang menyebabkan baik merger maupun akuisisi gagal mencapai
hasil yang diharapkan, misalnya seperti:
a.
Penghematan biaya terlalu kecil dan tak berdampak.
b.
Hasil pencapaian kapabilitas daya saing dicapai
terlalu lama, atau malah tidak berhasil dicapai sama sekali.
c.
Upaya-upaya untuk membentuk budaya perusahaan
mendapatkan hambatan besar dari para karyawan.
d.
Perbenturan kultur atau kepentingan para pemangku
kepentingan dari perusahaan-perusahaan yang merger yang terlibat dalam proses
akuisisi. Dll.
Strategi Integrasi Vertikal
Strategi
integrasi secara vertika. yang dilakukan perusahaan pada dasarnya adalah
strategi membangun mata rantai operasi (dan produksi) menyeluruh, atau nyaris
menyeluruh, dari hulu ke hilir.
Contoh terbaik
dari perusahaan yang melakukan strategi integrasi vertikal adalah perusahaan
yang memiliki kapabilitas mengamankan suplai/bahan baku secara internal,
memprosesnya dalam produksi, melakukan pengemasan (packaging), menyerahkan
distribusinya kepada divisi internalnya sendiri, dan memiliki outlet untuk
menampung prod ik-produknya.
Strategi Alihdaya (Outsourcing): Merampingkan
Scope Operasional
Berkebalikan
dari strategi integrasi vertikal, strategi alihdaya atau outsourcing merampingkan
scope operasional bisnis perusahaan. Strategi alihdaya melibatkan
keputusan penuh kesadaran dari manajemen perusahaan untuk meninggalkan beberapa
mata rantai nilai dan
melimpahkannya pada pihak ketiga (eksternal) yang dianggap akan lebih efisien.
Kapan outsourcing
bisa menjadi sebuah
keunggulan kompetitif, yakni:
a.
Bila suatu aktivitas operasional bisa dilakukan
denga lebih baik atau lebih murah oleh pihak luar yang memiliki spesialisasi.
b.
Bila aktivitas yang dialihdayakan bukanlah
aktifitas operasional yang krusial dan tidak berpengaruh pada kemampuan perusal
aan untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkesinambungan, namun juga
tidak rnengabaikan kompetensi intinya.
c.
Bila outsourcing
akan merampingkan operasional perusahaan dengan cara memperbaiki
fleksibilitas organisasional dan mempercepat waktu pelemparan
produk ke pasar.
d.
Bila outsourcing mengurangi risiko
perusahaan saat teknologi berubah atau preferensi konsumen berubah.
e.
Bila outsourcing membantu perusahaan mendiversifikasi berbagai keahlian
secara cepat dan efisien.
f.
Bila outsourcing akan membantu perusahaan
berkonsentrasi pada bisnis intinya, mengoptimalkan suinberdaya-sumberdaya
intinya, dan bahkan dapat melakukannya dengan lebih baik lagi.
Strategi Aliansi dan Kemitraan
Aliansi
stratejik adalah kesepakatan formal antara dua atau lebih perusahaan yang
terpisah dimana di dalamnya terkandung kolaborasi yang secara stratejik
relefan, keduanya sama-sama memberi kontribusi sumberdaya, berbagi risiko dan
kendali atas operasio bisnis, dan saling tergantung satu sama lain.
Lima faktor yang membuat sebuab aliansi disebut
'stratejik' yang jelas membedakannya dengan aliansi atau kerjasama pada umumnya,
yakni:
a.
Aliansi tersebut membantu membangun,
mempertahankan, atau meningkatkan kompetensi utama atau keunggulan kompetitif
perusahaan.
b.
Aliansi tersebut membantu menghadap
ancaman-ancaman persaingan.
c.
Aliansi tersebut meningkatkan daya tawar para
anggota aliansi terhadap supplier ataupun pembeli.
d.
Aliansi tersebut membantu membuka peluang-peluang
pasar barn yang penting.
e.
Aliansi tersebut dengan teliti mernperhitungkan
risiko yang signifikan terhadap bisnis perusahaan.
Bagaimana perusahaan berupaya memperkuat posisi
daya saingnya, yakni:
a.
Mengapa dan bagaimana aliansi stratejik dapat
menjadi keunggulan tersendiri.
b.
Memperoleh manfaat aliansi stratejik.
c.
Kemungkinan kemunduruan atau kemungkinan
kegagalan kemitraan dan aliansi stratejik.
d.
Bagaimana menciptakan aliansi stratejik yang
efektif.
Aliansi-aliansi
bisnis terbaik selalu selektif, berfokus pada aktifitas-aktifitas penciptaan
nilai-nilai tertentu, di dalam atau melampaui batasan-batasan industri,
termasuk saat mencapai manfaat-manfaat kompetitif tertentu. Kesemuanya itu akan
membuat perusahaan lebih manipu membangun kekuatarmya dan terus belajar.
BAB VIII
STRATEGI
PERUSAHAAN:
DIFERSIFIKASI DAN PERUSAHAAN MULTI-BISNIS
Kapan Perlu Melakukan Difersifikasi
Ada empat
persyaratan dimana sebuah perusahaan dapat dipertimbangkan layak untuk
melakukan difersifikasi, yakni:
a.
Bila perusahaan melihat peluang-peluang untuk
mengembangkan bisnis ke industri-industri yang baik produk maupun teknologinya
dapat melengkapi bisnisnya yang ada saat ini.
b.
Bila perusahaan mampu mengoptimalkan semua
sumberdaya yang ada serta kemampuannya, hingga keduanya dapat menjadi aset daya
saing yang andal.
c.
Bila dengan melakukan difersifikasi ke bisnis
yang berbeda membuka jalan untuk mengurangi biaya, misalnya dengan melalui
sharing biaya lintas-bisnis dengan mengoptimalkan pemanfaatan semua sumberdaya
dan kemampuan perusahaan.
d.
Bila perusahaan memiliki merek yang kuat yang
dapat ditransfer kepada lini usahanya yang lain.
Membangun Nilai Pcmegang Saliani: Justifikasi
Utama Untuk Difersifikasi
Difersifikasi seharusnya
dapat berbuat lebih
banyak lagi bagi
perusahaan ketimbang hanya mendistribusikan resiko bisnis ke
beberapa jenis industri.
Tindakan
difersifikasi bisnis, sebuah perusahaan harus melewati tiga tahapan test,
yakni:
a.
Test daya tarik industri: apakah industri (atau
bisnis) baru ini memiliki daya tarik yang kuat untuk secara konsisten
menghasilkan pengembalian investasi yang sangat baik.
b.
Test biaya masuk ke bisnis yang jam: apakah biaya
yang bakal dikeluarkan tidak terlalu membebani potensi keuntungan di masa
depan.
c.
Test 'harus menjadi lebih baik'. Difersifikasi
yang akan dilakukan apakah memberikan potensi yang sangat besar bagi perusahaan
untuk menjadi lebih baik, lebih menguntungkan.
Strategi Memasuki Bisnis-Bisnis Baru
Beberapa
strategi yang lazim dipakai perusahaan dalam mengembangkan bisnis melalui cara
memasuki bisnis-bisnis yang baru. Beberapa strategi tersebut adalah:
a.
Akuisisi atas bisnis yang sudah berjalan.
Akuisisi adalah cara paling populer untuk mendifersifikasi ini usaha ke
industri yang berbeda. Selain cara ini umumnya lebih cepat dibanding membuat
perusahaan baru dari nol, cara ini juga menghindarkan kesulitan dan
kompleksitas hambatan masuk. (entry barriers) seperti sulitnya mendapatkan
teknologi, menjalin hubungan dengan supplier, biaya-biaya awal yang mungkin
akan sangat besar terutama untuk iklan dan promosi. Dilema besar yang mungkin
muncul adalah pada pilihal apakah akan membeli perusahaan yang dalam kondisi
sangat bagus tapi mahal atau perusahaan yang sedang goyah sehingga murah.
b.
Pengembangan Internal. Pengembangan internal
untuk memulai bisnis baru dari waklu ke waktu menjadi salah satu hal penting
bagi perusahaan yang akan melakukan difersifikasi. Upaya ini melibatkan pembuatan
dan pengembangan bisnis baru mulai dari nol.
c.
Joint Venture. Joint Venture atau
lebih populer dalam bahasa pasar sebagai 'kongsian' atau kemitraan bisnis adalah
upaya sebuah perusahaan
untuk memiliki secara
bersama (co-ownership) serta mengoperasikan bersama unit bisnis
baru bersama perusahaan lain.
d.
Pemilihan
Cara Memasuki Bisnis Baru. Pilihan mengenai cara terbaik mana yang akan dipakai
untuk memasuki bisnis baru tersebut tergantung dari beberapa hal yang akan dibahas
detil demi detil di bagian ini.
Memilih Alur Difersifikasi: Bisnis Yang Berkaitan
Vs Bisnis Yang Tak Berkaitan
Difersifikasi
melalui bisnis yang masih ada kaitannya dengan bisnis yang sedang dijalankan
akan secara kompetitif memiliki ketersesuaian antara mata rantai nilai lintas
bisnis yang sangat berharga dan sumberdaya-sumberdayanya.
Difersilikasi Strategik dan Ketersesuaian Di
Dalam Bisnis Yang Berkaitan
Strategi difersifikasi
bisnis yang berkaitan perlu menempatkan dan membangun perusahaan di suatu
kondisi dimana ada ketersesuaian strategik yang berkaitan dengan aktifitas-aktifitas
matarantai nilai utama serta aset-aset kompetitifnva.
Bagian ini menekankan
bahwa ketersesuaian strategik akan muncul bila satu atau lebih aktifitas yang
membenluk mata rantai nilai lini-Iini usaha yang berbeda dalam keadaan serupa
atau sepadan dengan peluang-peluang yang ada pada saat ini bagi perusahaan
untuk mendistribusikan sumberdaya-sumberdaya serta kemampuannya.
Difersifikasi Ke Dalam Bisnis Yang Tak Berkaitan
Difersifikasi
jenis ini berfokus hanya pada hasil akhir, artinya hanya berpikir bagaimana
memasuki bisnis baru, mengoperasikannya dengan maksimal, sehingga pada akhirnya
penghasilan dan Jabanya akan naik. Pertimbangannya relatif dangkal dan
pragmatis, sejauh hasil positif bisa didapat, maka kompleksitasnya tidak
terlalu dipermasalahkan.
Ada tiga cara
prinsip bagi perusahaan induk untuk meningkatkan prospek bisnis barunya dan
sekaligus meningkatkan nilai ekonomis pemegang saham untuk jangka panjang,
yakni:
a.
Perusahaan induk harus cerdas mengelola anak
perusahaan.
b.
Alokasi sumberdaya finansial ke lini usaha yang lain
dengan penuh perhitungan.
c.
Mengakuisisi dan merestrukturisasi
perusahaan-perusahaan di bawah nilai pasar.
Mengkombinasikan Strategi Bisnis Yang Berkaitan
dan Yang Tak Berkaitan
Pada dasarnya
tak ada yang akan menghalangi perusahaan untuk mendifersifikasikan bisnisnya
melalui bisnis lain baik yang berkaitan maupun tidak. Bahkan pada praktiknya
yang umum, banyak perusahaan yang memoles bisnisnya dengan difersifikasi
berbeda-beda.Beberapa diantarrnya melakukan difersifikasi dan menjadi pemain
global yang sangat kuat.
Mengevaluasi Strategi Perusahaan Yang Melakukan
Difersifikasi
Analisis
strategik atas perusahaan-perusahaan yang melakukan difersifikasi dibangun atas
dasar konsep-konsep serta metoda-metoda yang digunakan bagi
perusahaan-perusahaan yang memiliki hanya satu lini usaha.
Mernperbaiki kinerja perusahaan melibatkan enam
langkah, yakni:
a.
Langkah Pertama: Mengevaluasi Daya Tarik Industri
.
b.
Langkah kedua: Mengevaluasi Kekuatan daya Saing
Unit Usaha.
c.
Langkah Ketiga: Mengecek Potensi Keunggulan
Kompetilif Kesesuaian Strategik Lintas Bisnis.
d.
Langkah keempat: Mengecek Kesesuaian Sumberdaya.
e.
Langkan Kelima: Memeringkat Prospek Kinerja Unit
Usaha dan Memilih Prioritas Alokasi Sumberdaya.
f.
Langkah Keenam: Menciptakan Tindakan Tindakan
Strategik Yang Baru Untuk mernperbaiki kinerja Perusahaan Secara Keseluruhan.
Manajemen bisa
saja memutuskan kembali ke strategi difersifikasi yang lebih menyempit,
terutama bila sudah ditarik kesimpulan bahwa strategi difersifikasi yang selama
ini telah diambil terlalu lebar rentang cakupannya, dan pada saat yang sama
kesimpulan lain merujuk pad; saran agar perusahaan cukup berkonsentrasi saja
membangun posisi yang lebih kuat dalam beberapa - tak perlu terlalu banyak -
lini usaha utama.
BAB
X
MEMBANGUN
ORGANISASI YANG
MAMPU
MENGIMPLEMENTASIKAN DENGAN
BAIK
STRATEGI PERUSAHAAN
Kerangka Bagi Pengimplementasian Strategi
Komponen-komponen
utama, yang sekaligus mcnjadi tugas mcndasar para manajer perusahaan dalam
proses pengimplementasian strategi perusahaan, seperti:
1.
Penuhi organisasi pcrusahaan dengan manajer serta
SDM yang mampu mengeksekusi strategi perusahaan dengan baik.
2.
Membangun kemampuan organisasional yang
diperlukan dalam pengimplementasian strategi perusahaan yang berhasil.
3.
Ciptakan struktur organisasi yang mendukung
strategi perusahaan.
4.
Alokasikan sumber daya anggaran yang cukup untuk
mendukung upaya pengimplementasian strategi perusahaan.
5.
Ciptakan kebijakan dan prosedur yang mampu
memfasilitasi proses pengimplementasian strategi perusahaan.
6.
Pilih praktek-praktek bisnis terbaik dan yang
teruji serta proses-proses bisnis yang mendorong perbaikan berkesinambungan.
7.
Bangun sistem informasi dan operasi yang
memberdayakan karyawan perusahaan untuk menjaln ikan peran strategik mereka
dengan baik. .
8.
Masukkan rnekanisme penghargaan serta insentif
dalam satu paket nilai target yang dicapai oleh para karyawan.
9.
Pertahankan budaya korporat yang mempromosikan
pengimplentasian strategi perusahaan
dengan baik.
10. Melatih
kemampuan kepemimpinan internal yang sangat diperlukan untuk mendorong
implementasi strategi perusahaan.
Membangun
Organisasi yang Mampu Mengimplementasikan Strategi dengan Baik: Dari Mana Harus
Mulai?
Pengimplementasian
strategi perusahaan yang baik angatlah tergantung pada SDM yang kompeten apapun
latarbelakang tugas dan perannya, dan yang Icbih penting lagi adalah bahvva
r.nluk memastikan suksesnya implemenlasi strategi perusahaan akan diperlukan
salu tim manajemen yang solid dan kuat.
Tiga fungs pertama
dari kesepuluh fungsi managerial dasar vang telah dipaparkan pada bagian
sebelumnya, yakni:
1. Perekrutan
SDM Yang Andal Dalam Organisasi.
2. Membangun
dan Memperkuat Kompetensi inti Serta Kemampuan Kompetitif.
3. Mengorganisasikan
Daya Upaya kerja Dengan Struktur Organisasi Yang Suportif
Merekrut SDM Yang Andal Dalam Organisasi
Membangun tim
manajeinen yang andal adalah lujuan ulama dari tugas membangun organisasi. Meski
terkadang strategi serta situasi dan kondisi perusahaan yang berbeda juga
menuntut kombinasi antara pengalaman, latar belakang, serta pengetahuan dan
gaya manajemen yang berbeda, yang tidak boleh disepelekan adalah mengisi
posisi-posisi kunci di manajemen dengan orang-orang yang cerdas, berpikir
jernih, mampu memikirkan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan, orang yang
terambil mengelola anak buah dan kelihatan dalam mencapai tujuan atau hasil
yang baik.
Membangun dan Memperkuat Kompetensi Utama serta
Kemampuan Kompetitif
Perlunya membangun
serta memperkuat secara kompetitif seluruh kompetensi utama serta kapabilitas
yang sangat bernilai. Kemampuan perusahaan untuk menjalankan aktivitas yang
menciptakan nilai yang juga mengekspresikan strateginya terbentuk dari sumber
daya dan kapabilitasnya adalah memastikan bahwa sumber daya serta kapabilitas
yang diperlukan memang telah tersedia, selalu diperbaharui, dan ditingkatkan
kualitasnya.
Tiga pendekatan
untuk membangun serta memperkuat kapabilitas perusahaan, yakni:
1. Mcngembangkan
kapabilitas secara internal
2. Memperoleh
kapabilitas melalui merger dan akuisisi
3. Mengakses
kapabilitas melalui kerjasama kemitraan
Mengorganisasikan Daya Upaya Kerja Dengan
Struktur Organisasi Yang Suportif
Setiap struktur
organisasi perusahaan adalah produk dari situasi dan kondisi yang ada di perusahaan
itu, dan biasanya merefleksikan pola-oola organisasional sebelumnya,
perbedaan-perbedaan kondisi internalnya, penilaian para eksekutifnya mengenai
hubungan siapa melapor siapa, serta 'politik' di dalam perusahaan yang umumnya
merefleksikan 'siapa mendapatkan tugas apa’.
Bagian ini
secara detil membahas strukturisasi upaya kerja untuk mempromosikan
pengimplementasian strategi perusahaan yang berhasil, yakni:
1. Memutuskan
aktititas-aklifitas mata rantai nilai yang mana yang akan dijalankan secara
internal dimana yang harus diambil dari luar (outsource).
2. Menyelaraskan
struktur organisasi dengan strategi perusahaan.
3. Memutuskan
seberapa besar tingkat otoritas pada level pucuk pimpinan untuk melakukan sentralisasi,
dan seberapa besar tingkat pendelegasian yang akan diserahkan pada level
manajer dan staf.
4. Memfasilitasi
kerjasama dengan mitra-mitra eksternal dan mitra-mitra strategik.
BAB XII
KEPEMIMPINAN DAN
BUDAYA KORPORAT
Menibangun Budaya yang Mempromosikan Eksekusi
Strategi yang Baik
Bagaimana membangun
budaya perusahaan yang mempromosikan pelaksanaan strategi yang baik, seperti
misalnya:
1.
Perlunya mengidentifikasikan fitur fitur kunci
budaya korporat sebuah perusahaan.
2.
Memahami bahwa budaya perusahaan dapat secara
kuat maupun lemah diinternalisasikan oleh para karyawan dan eksekutifnya.
3.
Penting untuk memahami mengapa budaya perusahaan
layak menjadi bahan pertimbangan dalam proses pelaksanaan atau implementasi
strategi.
4.
Seperti apakah budaya yang sehat di dalam
perusahaan yang mendorong pelaksanaan strategy bisnis dengan baik.
5.
Seperti apakah budaya yang tidak sehat dalam
perusahaan yang menghambat proses pelaksanaan atau implcmenlasi strategi
bisnis.
6.
Merombak budaya yang bermasalah.
Memimpin Proses Pengimplementasian Strategi
Tujuan utama
dari tindakan ini adalah untuk memperoleh basil yang lebih baik secara cepat
dan produktif.
Dalam studi lebih lanjut dipaparkan ada tiga tindakan tertentu yang diperlukan untuk
mendonjng implementasi strategi yang baik, sbb:
1.
Tetap up-to-date atau selalu meng-update
diri akan hal-hal yang sedang terjadi serta secara cermat dan hati-hati
memonitor perkembangannya. Hal ini juga bertujuan untuk memonitor seberapa baik
alau burukkah hal-hal di sekitar sedang atau telah terjadi.
2.
Memberikan tekanan-tekanan konstruktif pada
organisasi perusahaan untuk segera mengimplementasikan strateginya dengan baik,
dan mencapai level operasi yang sangat baik.
3.
Memimpin keseluruhan proses
penyesuaian-penyesuaian yang sifatnya mengkoreksi atau memperbaiki
Sebuah Rangkuman: Memimpin Keseluruhan Proses Pengembangan Serta Pelaksanaan Strategi
Pengujian
terbaik untuk menilai apakah kepemimpinan strategik itu baik atau tidak adalah
dengan mengamati apakah perusahaan tersebut memiliki model dan strategi bisnis
yang baik, dan juga apakah strategi tersebut diimplementasikan dengan
kompetensi tinggi.
BAB
XIV
PERUBAHAN
STRATEGIK DAN ORGANISASI
Model Perubahan
Perubahan pada
dasarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: perubahan adaptif, perubahan
inovatif, aan perubahan inovatif radikal. Perubahan adaptif menekankan
perubahan sesuai dengan praktik yang umum digunakan sehingga perubahan ini
dapat dikatakan terendah dari sudut kompleksilas, biaya dan keiidakpastian.
Perubahan
inovatif merupakan perubahan yang sifatnya lebih kompleks, rnemerlukan biaya
lebih besar, dan menyebabkan ketidakpastian yang lebih tinggi dibandingkan
perubahan adaptif. Ketidaklaziman dan ketidakpastian yang lebih tinggi
menciptakan ketakutan akan perubahan pada diri karyawan. Perubahan inovatif
yang radikal paling sulit diimplementasikan karena mengancam kepercayaan diri
managerial dan rasa aman karyawan. Sisi lainnya adalah, bahwa perubahan
inovatif radikal memiliki potensi keuntungan terbesar dan harus didukung oleh
budaya organisasi serta aset berwujud organisasi.
Model
Perubahan Lewin
Bagian ini
memaparkan esensi model perubahan organisasi Lewin, yakni mengenai bagaimana
memulai perubahan (unfreezing), mengelola perubahan (changing), dan
menstabilisasi proses perubahan (refreezing).
Memulai
Perubahan (unfreezing): Fokus dari tahapan ini adalah menciptakan motivasi
untuk berubah.
Perubahan
(changing): Perubahan perlu dilakukan untuk meningkatkan proses, prosedur,
produk, layanan, dan kepentingan manajemen.
Stabilisasi
(unfreezing): Tujuan di ri tahap ini adalah untuk mendukung dan memperkuat
perubahan dengan cara membantu para karyawan mengintegrasikan perilaku atau
sikap yang berubah menjadi kebiasaan untuk melakukan sesuatu
Model
Sistem Perubahan
Suatu model sistem perubahan memberikan para
manajer kerangka kerja untuk mendiagnosis apa saja yang harus diubah dan
membatasi evaluasi keberhasilan dari perubahan.
Delapan Langkah Kotter untuk Memirnpin Perubahan
Organisasi
Kotter meyakini
bahwa perubahan organisasi dapat gagal akibat kesalahan manajer senior dan
mengusulkan delapan langkah untuk melakukan suatu perubahan. Kotter sebenarnyaa
mengadopsi model perubahan Lewin, karena empat langkah pertama mengambarkan
memulai perubahan (unfreezing), langkah 5, 6, dan 7 menggambarkan perubahan
(changing) dan langkah 8 menggambarkan stabilisasi (freezing). Delapan langkah
Kotter dapat dilihat sbb:
a. Membangun
rasa pentingnya perubahan
b. Menyusun
koalisi
c. Mengembangkan
visi dan strategi
d. Mengkomunikasikan
perubahan visi
e. Melakukan
tindakan yang berdampak luas
f. Menunjukkan
keberhasilan jangka pendek
g. Mongkonsolidasikan
pcncapaian perubahan dan berupaya nienghasilkan lebih banyak
h. Mengumumkan
pendekatan baru dalam budaya organisasi
Melakukan Perubahan melalui Pengembangan
Organisasi
Pengembangan
organisasi adalah suatu teknik untuk mengimplementasikan perubahan organisasi
yang terdiri dari upaya-upaya untuk menolong sumber daya manusia dalam
organisasi bekerja secara efektif dengan menerapkan prinsip ilmu perilaku,
psikologi, sosiologi, pendidikan, dar manajemen.
Memahami dan Menangani Resistensi Terhadap
Perubahan
Karakteristik
agen perubahan adalah orang-orang dengan keputusan mengganggu tradisi
kebudayaan atau hubungan kelompok,
berpotensi inenimbulkan konflik
personal, memiliki kemampuan
atau pembagian waktu yang baik,
memiliki gaya kepemimpinan tertentu, dan mampu melegitimasi perubahan melalui penghargaan
atau pemberian insentif. Resistensi akan berkurang jika agen dan penerima
perubahan memiliki hubungan positif dan saling
percaya.
Strategi Alternatif untuk Mengatasi Resistensi
terhadap Perubahan
Temuan Kotter
ini mengimplikasikan bahwa manajemen perlu mendapat umpan balik dari karyawan
lentaiighalajxipunyangdapat mempengaruhi kemampuan atau kemauan mereka untuk
menerima perubahan.